BAB
I
RINGKASAN
ISI
Topik yang dibahas
dalam video ini adalah mengenai cara yang tepat dalam menstimulus kemampuan
Amerika untuk bersaing dalam ekonomi global dan pendidikan yang dijelaskan
dalam ciri-ciri kunci yang dianggap sebagai sistem pendidikan terbaik di dunia.
Kemudian para senator diminta pendapatnya tentang tujuan dan waktu yang tepat
untuk mewujudkan sekolah-sekolah di Amerika menjadi sekolah yang terbaik.
John Edwards berargumen
tentang perlunya pendidikan dibawah usia empat tahun di Amerika. Selain dalam
bidang pendidikan dia juga menyarankan untuk peningkatan kesehatan gizi dan
perawatan anak, sebagai contoh yang telah dilakukan oleh negara bagian California
Utara. Dalam hal ini pemerintah memberikan kesempatan dan pendanaan kepada
anak-anak muda yang berprestasi untuk masuk ke universitas-universitas yang
sangat dibutuhkan oleh pemerintah seperti Akademi Angkatan Laut.
Tidak hanya sampai pada
K12, anak-anak muda Amerika pun harus mampu masuk di perguruan-perguruan
tinggi. Bagi para pekerja muda di perguruan tinggi, pemerintah harus dapat memberikan beasiswa dengan cara
membayar uang kuliah dan buku-buku yang dibutuhkan. Dalam jangka panjang,
peningkatan infrastruktur yang memungkinkan bagi para tenaga kerja Amerika
untuk menjadi tenaga kerja yang terbaik, terdidik dan inovatif.
Dipihak
lain, pemerintah harus memberikan insentif bagi guru-guru yang bersedia untuk
pergi ke daerah-daerah pelosok agar tidak ada lagi ana-anak yang terbelakang
dalam pendidikan. Keadaan yang tampak pada sekolah-sekolah Amerika adalah cerminan
sekolah di dalam kota yang mewah dan mudah mendapatkan segala sesuatu,
sedangkan sekolah-sekolah yang berada dipinggiran masih tergolong ke dalam
sekolah miskin yang sangat sulit.
Senator Bill Richardson
akan menjadikan pendidikan sebagai salah satu prioritas utama dalam
kepemimpinannya di New Mexico. Salah satu bentuk implementasinya adalah dengan
mengadakan pendidikan prasekolah untuk anak usia di bawah empat tahun. Program
itu diharapkan dapat mengangkat prestasi anak-anak Amerika menjadi nomor satu
lagi di bidang Sains dan Matematika dalam jangka waktu 15 tahun dan K12 yang
ke-29 di dunia, Bill Richardson akan menyewa seratus ribu guru Sains dan Matematika,
membuat akademi Sains dan Matematika, dan merevisi dan memperkuat kurikulum
perguruan tinggi dengan kontrol lokal. Dengan demikian diharapkan tidak ada
lagi anak yang terbelakang.
Dalam peningkatan
pendidikan Bill Richardson mengakui akan pentingnya sistem pendidikan yang
dipakai, salah satu bentuknya adalah dengan meningkatkan kesejahteraan guru
dengan memberikan upah minimum mulai dari 4000 dollar. Di luar sekolah, yang
patut diperhatikan adalah peran orang tua dan anggota keluarga yang ikut
menghargai dan peduli terhadap pendidikan sebagai kunci keberhasilan
pendidikan.
Terkait perubahan yang
telah dilakukan oleh Bill Richardson di Amerika, dia menegaskan bahwa dia telah
melakukan beberapa terobosan yang berguna bagi Amerika. Terobosan itu meliputi
peningkatan gaji guru dan memperkecil jarak kesenjangan antar guru dengan cara
mengadakan pelatihan bagi para guru. Selain memberikan pelatihan kepada guru, langkah
yang ditempuh adalah dengan mengadakan uji kinerja guru. Berdasarkan hasil yang
telah diperoleh, kinerja guru secara dramatis meningkat.
Dipihak lain Barack
Obama (anggota senat AS) memberikan pandangannya terkait peningkatan pendidikan.
Pandangan yang dikemukakannya berkaitan dengan pendidikan anak usia dini, dengan
lebih memperhatikan anak-anak minoritas. Selain itu, peningkatan kesejahteraan
guru harus ditingkatkan dengan meningkatkan gaji mereka dan memberi lebih
banyak dukungan untuk memajukan anak-anak tertinggal. Dipihak lain,
keterlibatan orang tua dalam penanaman rasa kebanggaan pada diri anak dianggap
penting.
Menurut Obama pendidikan
merupakan tanggung jawab bersama. Pemerintah harus memenuhi kewajibannya untuk
membiayai pendidikan dan orang tua juga harus melakukan tugas mereka dalam
mendukung pendidikan anak mereka. Hal-hal yang dapat dilakukan oleh orang tua
di antaranya mengatur jadwal menonton TV dan bermain video game anak dan menyadarkan anak-anak bahwa pendidikan bukanlah
aktivitas pasif. Dengan demikian, ketika pemerintah dan orang tua sudah
melaksanakan tanggung jawabnya terhadap pendidikan, Obama yakin bahwa Amerika
dapat bersaing dengan negara manapun.
Christopher Dodd (senator
Connecticut)
berpendapat bahwa pendidikan merupakan kunci dari segala sesuatu, tidak terkecuali
di bidang ekonomi individua/ kolektif dan sistem pemerintahan. Peningkatan
pendidikan harus dimulai dari keluarga, karena guru pertama bagi anak-anak
adalah orang tua mereka. Kita memiliki 30 sampai dengan 37 juta orang yang
hidup dalam kemiskinan dan anak-anak mereka tidak pernah mendapatkan hak pengajaran
dari orang tua mereka.
Hillary Clinton (senator
New York) memberikan kritiknya terhadap pemerintah federal yang bekerja atas
nama reformasi pendidikan untuk waktu yang sangat lama dan hanya membayar 10%
untuk biaya pendidikan publik. Oleh karena itu, Hillary Clinton mengajak
senator-senator lain untuk menggunakan uang strategis itu dengan cara melakukan
apa yang sudah dikatakan oleh masing-masing senator.
Perihal pendanaan
pendidikan khusus, Hillary Clinton berjanji akan menempatkan banyak beban
pendanaan pada negara-negara dan distrik setempat, sehingga masyarakat lokal
dapat melakukan apa yang diminta oleh para senator dengan menggunakan dana
tersebut sepenuhnya. Realitas dilapangan, Hillary Clinton menemukan banyak
kelas di sekolah yang masih seperti kelas-kelas di abad ke-20 dan ini menjadi pekerjaan
para pemangku kepentingan untuk membawanya ke dalam abad ke-21. Atas kasus ini,
Hillary Clinton menegaskan akan menggunakan kekuasaan legislatif dan eksekutif
untuk melakukannya.
Joe Biden (senator
Delaware) mengemukakan empat prioritas dalam rangka meningkatkan pendidikan. Pertama
adalah penambahan doktor di bidang pendidikan, kedua adalah orang tua harus
peduli terhadap pendidikan anak-anaknya dengan cara mengantar anak-anaknya
lebih awal ke sekolah dan menempatkannya pada kelas kecil untuk hasil yang
maksimal, ketiga meningkatkan kuantitas guru dan membayar gajinya, dan yang
terakhir adalah menyediakan akses ke perguruan tinggi melalui program beasiswa.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Ciri-Ciri Kunci Sistem Pendidikan Terbaik di
Dunia Berdasarkan Analisis Video.
Tahun 2007 merupakan masa-masa sulit bagi Amerika
dalam bidang ekonomi dan pendidikan. Hal itu dibuktikan dengan terjadinya
krisis ekonomi yang terjadi pada akhir 2007 sampai pada awal tahun 2008 dan
menurunnya kualitas pendidikan Amerika yang dibuktikan dengan jumlah persentase
drop out (tidak melanjutkan sekolah)
siswa SMA yang tinggi dan menurunnya prestasi tim Amerika di ajang olimpiade
Fisika dan Matematika tingkat internasional.
Dalam
bidang ekonomi, Amerika mengalami perlambatan ekonomi pada akhir tahun 2007
sehingga hal ini menjadi isu dunia. Hal tersebut terjadi dikarenakan dampak
krisis kredit yang telah meluas mulai dari sektor perumahan (yang dalam kondisi
resesi) ke sektor manufaktur dan mengarah ke sektor tenaga kerja (Sihono, T. 2009:
1).
Namun
demikian, video yang dianalisis lebih banyak membahas mengenai pendidikan
Amerika. Keadaan kualitas pendidikan di Amerika pada tahun 2007 mengalami
penurunan. Di dalam negeri, pada tingkat Sekolah Menengah Atas angka drop out (tidak meneruskan sekolah)
sebesar rata-rata 50%, tingkat kelulusan Ujian Nasional sebesar 90%, dari yang
lulus ini sebagian meneruskan kuliah dan sebagian lagi bekerja. Sebelum masuk
perguruan tinggi atau bekerja mereka juga mengikuti tes, dan hanya 50% dari
yang ikut tes lulus masuk perguruan tinggi atau bekerja. Sehingga banyak dari
mereka yang menjadi pengangguran atau bekerja di perusahaan yang bergaji rendah,
akibatnya angka kemiskinan di Amerika semakin meningkat, pembayaran pajak
semakin sedikit, dan pendapatan negara semakin berkurang (Prasetyo, H. N. 2007).
Di
dunia internasional, prestasi tim Amerika mengalami penurunan dalam olimpiade
Fisika dan Matematika. Berdasarkan informasi dari The International Physics
Olympiad (IPhO), pada tahun 2007
tim Amerika menempati peringkat ke-5 di bawah tim Jepang, Russia, Korea, dan
China yang pada saat itu diselenggarakan di Isfahan, Iran. Adapun di bidang
Matematika, International Mathematical
Olympiad (IMO) mempublikasikan hasil olimpiade Matematika
tingkat internasional yang di adakan di Hanoi, Vietnam pada tahun 2007 yang
menunjukan bahwa tim Matematika Amerika menempati peringkat ke-5.
Dengan
demikian, menjadi hal yang wajar apabila para senator berkumpul dan memberikan
pendapatnya tentang ciri-ciri kunci
sistem pendidikan terbaik di dunia. Perkumpulan itu terjadi pada sebuah acara debat
yang disiarkan oleh Lowa Public
Television, Maytag Auditorium di Johnston, Lowa pada tanggal 13 Desember
2007. Para senator yang hadir dan memberikan pandangannya tentang isu ini yaitu
John Edwards (senator California Utara), Bill Richardson (senator New Mexico),
Barack Obama (anggota senat AS), Christopher Dodd (senator Connecticut),
Hillary Clinton (senator New York), dan Joe Biden (senator
Delaware).
Berdasarkan
argumen yang dikeluarkan oleh masing-masing pembicara, terdapat empat ciri
kunci sistem pendidikan terbaik. Ciri-ciri tersebut meliputi, pendanaan
pemerintah dalam bidang pendidikan, peningkatan
kualitas dan kesejahteraan guru, penyelenggaraan pendidikan anak usia
di bawah empat tahun, dan partisipasi serta
keterlibatan orang tua
dan masyarakat dalam meningkatkan
kualitas pendidikan.
B.
Pendanaan Pemerintah dalam Bidang
Pendidikan
Pendanaan
pemerintah Amerika dalam bidang pendidikan disalurkan dari tiga pendapatan.
Dari pendapatan kota dialokasikan sebesar 60%, dari pendapatan negara bagian
40%, dan dari pendapatan pemerintah pusat sebesar 10% (Prasetyo, H. N. 2007). Dikarenakan
jumlah alokasi dana pendidikan dari pemerintah pusat yang sedikit, Hillary
Clinton akan menggunakan wewenangnya melalui legislatif dan eksekutif untuk
mengajukan peningkatan alokasi anggaran pendidikan. Sehingga dengan anggaran
yang besar dapat meningkatkan faktor-faktor pendukung pendidikan yang meliputi,
Sumber Daya Manusia (SDM), sarana, dan prasarana.
Berdasarkan pendapat para senator, ada beberapa cara
dalam peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM). Cara-cara itu meliputi, pemberian
kesempatan dan pendanaan kepada anak-anak muda yang berprestasi melalui program
beasiswa, peningkatan jumlah anak muda
Amerika di perguruan tinggi, peningkatan kesejahteraan guru melalui pemberian
insentif, pengadaan pelatihan bagi para
guru untuk meningkatkan kualitas guru, penambahan doktor dalam bidang pendidikan, dan
peningkatan kuantitas guru.
Selain
meningkatkan SDM, pemerintah juga harus meningkatkan sarana dan prasarana
pendidikan. Sarana pendidikan merupakan peralatan yang digunakan langsung untuk
menunjang proses pendidikan, seperti gedung, ruang kelas, kursi, meja, serta
alat-alat dan media pembelajaran. Sedangkan prasarana adalah fasilitas yang
secara tidak langsung menunjang proses pendidikan dan pengajaran, seperti halaman
sekolah, kebun sekolah, dan jalan menuju sekolah (Mulyasa, E. 2014: 49).
Pemerintah
Indonesia juga memiliki kesungguhan dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Hal
tersebut ditunjukkan dengan adanya kebijakan pemerintah yang menganggarkan
minimal 20% dari APBN dan APBD. Selain itu, pemerintah telah banyak membuat
program yang mendukung wajib belajar 9 tahun menuju wajib belajar 12 tahun.
Program tersebut di antaranya, Bantuan Operasional Sekolah (BOS), Bantuan Siswa
Miskin (BSM), Dana Alokasi Khusus (DAK) Pendidikan, dan program beasiswa dari
beberapa kementerian.
C.
Peningkatan Kualitas dan
Kesejahteraan Guru
Guru yang
profesional merupakan faktor penentu proses pendidikan yang berkualitas. Hampir
semua negara di dunia mengembangkan
kebijakan yang mendorong keberadaan guru yang berkualitas. Salah satu upaya
yang sering dilakukan untuk meningkatkan kualitas guru adalah memberikan
pelatihan dan beasiswa pendidikan bagi guru. Sedangkan salah satu kebijakan yang dikembangkan
diberbagai negara untuk meningkatkan kesejahteraan guru adalah pemberian
insentif.
Di Amerika
peningkatan kualitas dan kesejahteraan guru dilakukan dengan meningkatan gaji
guru dan memperkecil jarak kesenjangan antarguru dengan cara mengadakan
pelatihan bagi para guru. Selain memberikan pelatihan kepada guru, langkah yang
ditempuh adalah dengan mengadakan uji kinerja guru. Berdasarkan hasil yang
telah diperoleh, kinerja guru secara dramatis akan meningkat.
Terkait
peningkatan kualitas dan kesejahteraan guru di Indonesia, dalam Undang-Undang
No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen disebutkan pada pasal 14 bahwa guru
memiliki hak-hak. Di antara hak-hak tersebut adalah memperoleh penghasilan di atas
kebutuhan hidup minimum dan jaminan kesejahteraan sosial. Selain itu, guru juga
berhak untuk memperoleh kesempatan untuk mengembangkan dan meningkatkan
kualifikasi akademik dan kompetensi melalui pelatihan dan pengembangan profesi.
Kebijakan tersebut telah diturunkan ke dalam program-program pemerintah seperti
Pengembangan Keprofesionalan Berkelanjutan (PKB), Uji Kompetensi Guru (UKG),
sertifikasi guru, dan beasiswa guru. Tentu saja guna menunjang keterlaksanaan
program tersebut pemerintah juga sudah menyiapkan anggaran.
Namun demikian,
beberapa kebijakan dan program pemerintah di atas masih belum memberikan dampak
signifikan dalam meningkatkan kualitas dan kesejahteraan guru. Hal ini
dikarenakan pemerintah masih berfokus pada peningkatan yang bersifat fisik
tanpa mengubah pola pikir dan peningkatan aspek psikologis. Pandangan mengenai guru
sebagai pekerjaan yang mulia, guru sebagai agent
of change, guru sebagai cerminan masa depan suatu bangsa tidak lagi melekat
pada pribadi guru. Dalam hal ini pemerintah harus bekerja sama dengan
masyarakat dan guru itu sendiri untuk memunculkan kesadaran dan tanggung jawab
guru sebagai pendidik.
Selain itu,
terkait dengan peningkatan kesejahteraan guru, dalam peringatan hari guru
nasional tahun 2014, menteri pendidikan dan kebudayaan menyampaikan bahwa kesejahteraan guru yang naik adalah hal
yang baik. Namun jika tidak diimbangi dengan penurunan biaya pengeluaran guru,
maka peningkatan kesejahteraan tidak akan membawa pengaruh signifikan.
Pengeluaran guru dapat dikurangi dengan menggandeng masyarakat dan dunia
usaha untuk memberi keringanan kepada guru. Bagi kalangan usaha dapat
memberikan diskon khusus kepada guru sebagai bentuk apresiasi kepada guru
sekaligus sebagai rasa tanggung jawab bersama dalam peningkatan kualitas hidup
guru (Desliana, 2014).
Pendapat di atas
dapat menjadi sebuah gerakan yang baik dalam peningkatan kualitas dan
kesejahteraan guru di luar kebijakan dan program-program yang sudah dibuat oleh
pemerintah. Tentu saja gerakan tersebut perlu mendapatkan partisipasi dan
keterlibatan seluruh masyarakat guna meningkatkan kualitas pendidikan
Indonesia.
D.
Penyelenggaraan
Pendidikan Anak Usia di bawah Empat Tahun
Pada
tahun 2001 pemerintah Amerika melakukan reformasi di bidang pendidikan dengan
mengeluarkan kebijakan No Child Left Behind (NCLB). Kebijakan itu
terkait peningkatan mutu dan kualitas anak didik agar tidak ada satu pun yang
tertinggal. Kebijakan ini telah menjadi landasan bagi para senator untuk
memberikan perhatian lebih terhadap pendidikan anak di bawah usia empat tahun.
Sistem pendidikan di Amerika menerapkan K12 atau wajib belajar 12
tahun. Pendidikan tersebut mulai dari Primary School (SD), Junior High School (SMP), dan Senior High School (SMA). Selain dari K12, Amerika juga menerapkan pendidikan prasekolah
dasar (Pre-primary
School) yang di dalamnya dibagi menjadi
dua kategori yaitu, Kidergarten (TK) yang diprogramkan
untuk anak berusia lima tahun atau satu tahun sebelum Primary School (SD) dan Pre-Kindergarten (Pre-K) untuk
anak di bawah lima tahun yang meliputi program balita, sekolah
drama, dan taman kanak-kanak. Saat ini program-porgam prasekolah dasar itu telah
didanai oleh pemerintah.
Program pembelajaran yang diberikan untuk tingkatan Kindergarten dan Pre-K lebih terfokus pada keterampilan sosial awal
termasuk interaksi interpersonal, menjadi bagian dari kelompok teman sebaya,
dan keterampilan kelas seperti mengikuti instruksi dari guru.
Di
Indonesia, pendidikan prasekolah dasar disebut dengan Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD). Dalam Undang-Undang RI nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional pasal 28 dijelaskan bahwa PAUD diselenggarakan sebelum jenjang
pendidikan dasar dan melalui jalur formal, nonformal, dan/atau informal. Jalur formal berbentuk Taman Kanak-kanak (TK)
dan Raudatul Athfal (RA). Pada jalur nonformal berbentuk Kelompok Bermain (KB)
dan Taman Penitipan Anak (TPA). Sedangkan pada jalur informal berbentuk
pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan.
E.
Partisipasi serta Keterlibatan Orang
Tua dan Masyarakat dalam
Meningkatkan Kualitas Pendidikan
Menurut Davis
(Irene, 2015) Interaksi yang terjalin antara orang tua dan sekolah meliputi dua
kategori, yaitu parental participation
dan parental involvement. Kedua hal
tersebut memiliki penekanan yang berbeda, dimana parental participation menekankan pada pengaruh orang tua dalam
pengambilan keputusan di sekolah seperti penentuan program sekolah dan masalah
keuangan. Sedangkan parental involvement
menekankan pada keterlibatan orang tua dalam aktivitas untuk menerima dan mendukung
program sekolah.
Bentuk
keterlibatan orang tua dapat berupa home
parenting, penyediaan lingkungan yang aman dan stabil, stimulasi
intelektual, diskusi orang tua siswa, komunikasi dengan sekolah untuk berbagi
informasi, partisipasi dalam kegiatan sekolah; partisipasi dalam pekerjaan
sekolah, dan partisipasi dalam pemerintahan sekolah. Tingkat dan bentuk
keterlibatan orang tua sangat dipengaruhi oleh kelas sosial keluarga, tingkat
pendidikan dan kesehatan psiko-sosial ibu, status single parent, etnisitas keluarga, dan tingkat pencapaian/kepuasaan
terhadap sekolah (Desforges & Abouchaar, 2003). Beberapa penelitian
menunjukan bahwa peran dan keterlibatan orang tua akan memberikan efek positif
dalam proses belajar, penyesuaian di sekolah, dan prestasi siswa.
Peran orang tua
dalam meningkatkan mutu sekolah dapat dianalisis dalam dua dimensi yaitu
dimensi assets dan deficits (Sarason, 1994).
1.
Peran orang tua
dalam dimensi assets meliputi: a) orang
tua memiliki pengetahuan tentang anak-anak mereka, b) orang tua peduli akan
pendidikan formal anak-anak mereka, c) orang tua adalah pendidik yang dapat
memutuskan bagaimana mengajar yang baik dan buruk, d) orang tua bertanggung jawab
menyekolahkan anaknya dengan menyediakan biaya sekolah, e) orang tua memiliki pengetahuan dan keterampilan yang dapat
digunakan dalam pendidikan siswa dan menjadi sumber rangsangan kepada guru.
2. Peran
orang tua dalam dimensi deficits
meliputi: a) orang tua memiliki pemahaman yang rendah tentang budaya dan sistem
sekolah, b) kurangnya pengetahuan dan sikap orang tua terhadap personil sekolah,
c) kurangnya pemahaman orang tua tentang isu-isu substansi pendidikan.
Jika kita
melihat partisipasi dan keterlibatan orang tua dalam pendidikan di Indonesia
masih berada pada tingkatan spectator, dimana
keterlibatan orang tua sangat kecil bahkan tidak ada atau bahkan keterlibatan
orang tua hanya pada saat khusus ketika pihak sekolah meminta keterlibatan
mereka (support). Hal tersebut
dikarenakan kesadaran orang tua dalam dimensi assets masih sangat rendah. Keterlibatan orang tua yang bersifat saling
mendukung (engagement) dan
mempengaruhi pengambilan keputusan (decision-making)
sedikit mulai terlihat pada orang tua yang sudah memahami pentingnya
pendidikan dan peran mereka dalam peningkatan mutu pendidikan.
Pola partisipasi masyarakat dalam bidang pendidikan
di Indonesia masih bersifat top-down
intervention yang terkadang kurang mendukung aspirasi dan potensi
masyarakat untuk melakukan kegiatan swadaya. Dengan kondisi masyarakat kita
yang mayoritas masih berada di lapisan bawah maka pola partisipasi yang relatif
lebih sesuai adalah yang sifatnya bottom-up
intervention. Pola ini lebih memberikan penghargaan dan pengakuan bahwa
masyarakat memiliki potensi untuk memenuhi kebutuhan, memecahkan masalah, dan
mampu melakukan pendidikan secara swadaya.
Upaya peningkatan partisipasi dan keterlibatan orang
tua dan masyarakat dapat dilakukan dengan beberapa cara berikut:
1. Menjalin
komunikasi yang efektif dengan orang tua dan masyarakat dengan cara
mengidentifikasi key person (orang-orang
kunci/berpengaruh), melibatkan key person
dalam kegiatan sekolah, dan memilih saat yang tepat untuk melakukan
keterlibatan tersebut.
2. Melibatkan
orang tua dan masyarakat dalam program sekolah dengan cara: melaksanakan
program-program kemasyarakatan, mengadakan open
house sekolah, mengadakan buletin, mengundang tokoh untuk menjadi
pembicara, membuat program kerjasama.
3. Memberdayakan
dewan sekolah dengan cara melibatkan masyarakat dalam pengambilan keputusan,
mengembangkan program imlab swadana (bantuan dana pemerintah apabila sudah
tersedia biaya pendamping dari masyarakat), mengembangkan sistem sponsorship.
BAB III
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A.
Simpulan
Pada tahun 2007 kualitas pendidikan di Amerika mengalami penurunan. Hal ini terlihat dari angka drop out pada tingkat Sekolah Menengah
Atas (SMA) yang mencapai 50%. Hasil seleksi perguruan tinggi juga menunjukkan
hanya 50% peserta yang lulus tes sedangkan 50% yang lain terpaksa harus bekerja
dengan kualitas yang rendah, sehingga kemiskinan pun semakin meningkat. Selain
itu prestasi olimpiade sains Amerika juga mengalami penurunan pada tahun 2007.
Menghadapi permasalahan tersebut, beberapa senator di Amerika berkumpul untuk
menemukan solusi dari menurunnya kualitas pendidikan di Amerika. Dari pertemuan
tersebut diperoleh empat ciri kunci sistem pendidikan
terbaik: yaitu pendanaan pemerintah
dalam bidang pendidikan, peningkatan kualitas dan kesejahteraan guru,
penyelenggaraan pendidikan anak usia di bawah empat tahun, dan partisipasi serta keterlibatan orang
tua dan masyarakat dalam meningkatkan kualitas pendidikan.
B.
Rekomendasi
Empat ciri kunci sistem
pendidikan yang dilakukan Amerika juga sudah diterapkan di Indonesia. Namun
belum terdapat dampak yang signifikan terhadap peningkatan kualitas pendidikan
di Indonesia. Dari keempat kunci tersebut, Indonesia masih lemah dalam
pendanaan dan partisipasi masyarakat. Upaya-upaya pemerintah dalam meningkatkan
kualitas pendidikan sudah terencana dengan baik. Namun apabila sumber daya
tidak mendukung maka tidak dapat terlaksana dengan baik. Oleh karena itu,
partisipasi seluruh komponen masyarakat sangat diperlukan agar tanggung jawab
pendidikan tidak hanya menjadi tugas pemerintah, guru, dan sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Desforges,
C. & Abouchhar, A. (2003). The impact
of parental involvement, parental support, and family education on pupil
achievement and adjustment: a literature review. New York: Department for
Education and Skills.
Desliana,
Aline. (2014). Ditangan guru masa depan
indonesia dititipkan. Asah-Asuh, 11, 5.
IMO. (2007). International Mathematical Olimpiad (IMO) 2007. Diambil pada
tanggal 20 Maret 2015, dari https://www.imo-official.org
IPhO.
(2007). The 2007 International
Physics Olympiad (IPhO). Diambil pada
tanggal 20 Maret 2015, dari https://cogito.cty.jhu.edu/16789/ipho-2007/
Irene,
Siti. (2015). Desentralisasi dan
partisipasi masyarakat dalam pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Mulyasa, E. (2014). Manajemen
Berbasis Sekolah: Konsep, strategi, dan implementasi.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Prasetyo, H. N. (2007). Sistem pendidikan
di Amerika Serikat. Diambil pada
tanggal 20 Maret 2015, dari http://hendronurprasetyo.blogspot.com/
2007/07/sistem-pendidikan-di-amerika-serikat.html
Republik Indonesia.
(2003). Undang-Undang RI Nomor 20, Tahun
2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Republik Indonesia.
(2005). Undang-Undang RI Nomor 14, Tahun
2005, tentang Guru dan Dosen.
Sarason,
Seymour. B. (1994). Parental involvement
and the political principle. San Fransisco: Jossey-Bass Inc. Publisher.
Sihon, T. (2009). Dampak krisis
finansial Amerika Serikat terhadap perekonomian Asia. Jurnal ekonomi
& pendidikan,Volume 6 Nomor 1, April 2009.
State University. (2015). United States - preprimary & primary education. Diambil pada tanggal 20 Maret 2015, dari http://education.
stateuniversity.com/pages/1630/United-States-PREPRIMARY-PRIMARY-EDUCATION.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar